Friday, August 7, 2015

Edisi : My Stupid Boss – Lesehan = uncivilized habit ?




Bekerja di sebuah perusahaan asing awalnya bisa saja menjadi sebuah kebanggaan.
Namun akan menjadi neraka jika petinggi2 di perusahaan tersebut yang notabene nya adalah ekspat lalu sering kali menghina dengan ucapan “orang Indonesia itu....” yg diteruskan dengan kalimat negatif. Apakah mereka mengganggap bangsa mereka lebih tinggi?
Suatu saat, saya yang bekerja di sebuah perusahaan asing ditegur dengan bahasa yg tidak pantas diucapkan oleh orang yg selalu menghina bangsa ini. Ya, bos saya.
Asal mulanya karena melihat saya dan teman saya sedang makan lesehan di atas lantai kantor berkarpet. Tidak, dia tidak menegur langsung.
Saya jelaskan dulu (anggap saja excuse) kenapa saya makan di lantai (lesehan) karena :
1.       Kami tidak punya tempat makan yang layak
2.       Tempat makan kami adalah : tangga lantai 3, mushola lantai 3 yang hanya seuprit, meja kerja. Ketika tempat tersebut penuh atau meja kerja penuh dokumen, maka kami cukup kreatif makan di atas karpet di pojokan. Hal ini sudah berlangsung lama.
Lalu keluarlah email himbauan untuk tidak makan di area2 tersebut, tapi disarankan makan di ruang meeting lantai 3 dan lantai 4. Tentu saja solusi ini sangat baik. Suatu tempat yang tidak mungkin kami berani masuki untuk makan siang.
Tapi alangkah pedihnya ketika balasan email himbauan itu dari jajaran direksi dengan makan di atas lantai adalah tidak beradab dengan bahasa yg bisa dibilang tidak dipikirkan dengan matang. Walau ada bahasa “tidak higienis, tidak sehat”. Ya, mungkin saya suudzon kalau email mereka lebih ke arah menghina kami tidak beradab.
Rasanya di negara mereka ada yg namanya makan di bawah pohon sambil menikmati daun berguguran, apa berarti negara mereka tidak beradab juga? Dan mereka juga makan di lantai, di restoran2nya setau saya, CMIIW.
Lalu di Indonesia sendiri ada tradisi makan lesehan, apakah ini dianggap tidak beradab juga? Saya juga tidak menjamin restoran itu bersih tempatnya.
Alangkan indahnya jika my stupid boss, membalas emailnya dengan : mohon maaf karena kami tidak bisa menyediakan tempat makan yg layak, harap tidak makan di area2 tersebut. Silakan makan di warung makan saja atau di ruang meeting tersebut.
Lebih bagus lagi kalau dalam email ditulis akan dibuatkan tempat makan yang layak.
Bukan hanya menekankan bahwa ini kantor beradab, negara beradab, orang2 beradab. Juga marah-marah tidak jelas. Dan membahas di meeting. Suatu hal yang tidak penting diurusi petinggi ekspatriat, apalagi tidak didahului dengan fasilitas yg ada.
Jadi sebenarnya siapa yg tidak beradab? Kami atau mulut my stupid bos?
Ahhh...mungkin mereka hanya kurang piknik.
Have a nice Friday.