Monday, December 9, 2013


Just copy paste dari http://www.kompasiana.com/...

ini adalah transportasi yang gw gunain hampir setiap hari dan ratusan-ribuan orang per harinya...
selama ini, gw ga pernah terpikir mengecek fitur darurat karena jarak tempuh jalur ini cukup pendek...
hanya ngeh dengan fitur darurat ketika naek busway...krn awal2 transportasi ini berjalan bbrp kali terbakar...
dari semua transportasi umum, gw sangat cinta terhadap KRL karena waktu tempuh lebih pendek (as long as ga ada gangguan, kalau telat sih sudah sgt biasa).

Lucunya, belum lama ini, ketika kereta berjalan, pintu malah tiba2 terbuka, yg bikin gw aware untuk tidak menyender di pintu SEPENUH APAPUN DI KERETA....dan skr, ketika kecelakaan terjadi, malah ga bisa terbuka...

Semoga PT KAI terus melakukan perbaikan, tanpa ada alasan kalau tarif kereta sekarang lebih murah...dont say again "bayar murah kok mau enak". 

Turut berduka cita untuk semua korban....


Suara pembaca salah satu korban kecelakaan kemarin...

Hei PT KAI! Fitur Darurat Tak Berfungsi! Kami Semua Hampir Mati!

HL | 10 December 2013 | 08:14 Dibaca: 603   5
13866531602122783175
Suasana di lokasi tabrakan kereta rel listrik (KRL) jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki pegankut bahan bakar di pelinasan Pondok Betung, Bintaro, Jaksel, Senin (9/11/13). Kecelakaan mengakibatkan 6 orang meninggal. | KOMPAS.com/Vitalis Yogi Trisna
Aku adalah salah satu korban dalam kecelakaan kereta api Bintaro. Bukan Tragedi Bintaro di masa lalu, tapi kecelakaan yang terjadi kemarin.
Aku datang ke stasiun Pondok Ranji pukul 10.30 WIB, dikarenakan aku sudah tahu jadwal kereta yang biasa aku naiki datang pukul 10.46 WIB. Tiap hari aku naik kereta untuk berangkat kerja. Kantorku di daerah Slipi, biasa turun di stasiun Palmerah atau Tanah Abang.
Kereta tumpanganku sedikit telat, sudah cukup terbiasa aku menerima kenyataan itu. Semua orang Indonesia aku yakin juga sudah maklum kalau ada ketidaktepatan waktu. Akhirnya, kereta datang pukul 11.05 WIB. Tanpa ragu, aku naiki kereta itu seperti biasa. Tak ada firasat apa pun, mungkin karena indera keenamku kurang peka.
Aku naik di gerbong wanita yang ada di paling depan. Tapi aku berdiri di bagian belakang gerbong itu. Seperti biasa, selama perjalanan aku chat sama teman-temanku di kantor yang aku tahu pasti juga bosan dalam perjalanan. Dari chat itu, aku tahu kalau salah satu manajer kantorku ada di kereta yang sama, hanya berbeda 1 gerbong dari gerbong yang aku naiki.
Tak lama berselang, tiba-tiba terjadi hentakan begitu keras. Bunyinya hampir tak kuingat karena kejadian yang begitu cepat. Dan saat pikiranku belum bertanya lebih jauh, yang aku sadari adalah kereta sudah miring ke kanan dari arah aku menghadap. Seketika aku sadar dan melihat orang-orang bertumpukan di sebelah kananku. Di sebelah kiriku juga ada orang-orang yang jatuh ke kanan, ke arahku.
Semua berteriak, panik, ketakutan. Aku pun begitu. Aku coba luruskan badanku terhadap gravitasi, baru aku mampu mengambil kesimpulan, ini adalah kecelakaan. Hal pertama yang aku cek adalah keadaan diriku sendiri. Tas yang aku bawa sudah lepas entah kemana, begitu pula HP yang tadi aku gunakan untuk chat. Jam tanganku copot tak tahu dimana.
Dan lagi-lagi aku tersadar, kami semua terkunci di dalam gerbong wanita yang jomplang ke kanan. Sadar bahwa itu kecelakaan, tapi belum sadar kalau gerbong kami menabrak tangki pertamina berisi bensin premium ribuan liter.
Yang aku tahu, semua orang, khususnya yang berada di tumpukan paling atas, yang ketika kereta berjalan ada di sebelah kiriku, mencoba membuka pintu kereta api.
Ada yang berteriak “Pintu tidak terbuka. Pintu tidak terbuka. Kereta ini rusak, seharusnya pintu terbuka dengan sendirinya kalau terjadi kecelakaan,” teriak seseorang.
Lalu ada orang lainnya yang berteriak “Cari palu dekat pintu untuk hancurkan kaca,”.
Wanita-wanita yang ada di dekat pintu gerbong kami, yang berada di tumpukan paling atas, mencari-cari palu tersebut. Alangkah terkejutnya kami, tak ada satu pun palu darurat untuk pecahkan kaca yang tersedia di gerbong kami.
Aku hampir putus asa mendengarnya, karena mendadak terdengar suara ledakan kecil dan kami melihat api, lalu asap mulai masuk ke gerbong. Aku sulit bernafas. Begitu juga yang lain.
Aku ketakutan sangat. Beberapa wanita yang ada di dekat kaca sebelah kiri gerbong, mencoba pecahkan kaca dengan tangan, tas dan apapun yang dirasa bisa digunakan.
Tak ada hasil. Retak pun tidak.
Suara tangis, orang dewasa, juga bayi yang ada di kereta itu, menambah ketakutanku. Kupikir “Inikah ajalku?”
Aku merinding, keringat dingin. Ingin menelpon mama tidak bisa, HP entah dimana. Tak terpikir pinjam HP karena semua orang sedang fokus ingin segera keluar dari kereta itu. Apalagi setelah adanya suara ledakan pertama tadi.
Aku berdoa. Berharap ini bukan ajalku, bukan ajal kami semua yang ada di dalam kereta itu. Mati karena terjebak dalam sebuah gerbong, hanya karena pintu darurat tidak terbuka, palu darurat tidak tersedia.
Sungguh beruntung. Datang sang pahlawan yang sampai akhirnya pun aku tidak tahu nama bapak itu. Dia ada di luar gerbong, dia berhasil memecahkan kaca gerbong kiri dengan helm yang ia bawa. Lalu datang lagi para lelaki yang membantu memecahkan kaca-kaca pada gerbongku.
Pecah, berlubang, kami pun keluar. Dan sungguh aku kaget melihat semangat gotong royong para penumpang dan warga yang membantu kami mulai dari pecahkan kaca, hingga mengeluarkan kami satu persatu.
Bayi-bayi yang ada di gerbong kami, secara gotong royong dikeluarkan lebih dulu. Aku terharu, lalu yang terluka dan berada di tumpukan sebelah atas, keluar setelah bayi dikeluarkan. Lalu yang masih normal juga keluar, termasuk aku.
Lolos dari gerbong, aku langsung menuju tempat yang aman, di sekitar situ. Menatap kereta dan gerbong yang mulai terbakar. Masih ada yang berusaha dikeluarkan. Dan dari tempat ‘pengungsian’ itu pula aku baru tahu kalau yang ditabrak adalah sebuah truk tangki yang membawa bahan yang mudah terbakar. Aku pun menjauhh, takut jika sewaktu-waktu meledak.
Dalam hati aku berdoa semoga semuanya bisa dikeluarkan dari gerbongku. Karena pusat kebakaran adalah di gerbongku.
Usai berdoa, aku putuskan menjauh lebih jauh lagi dari lokasi, mencari cara bagaimana bisa menghubungi mamaku. HP hilang, tas hilang, tak ada identitas. Aku pun tak tahu apakah semua bisa dikeluarkan dari gerbongku.
Lalu kulihat ada petugas kereta api, dikerumuni orang-orang yang mungkin penumpang kereta yang sama juga. Mereka menanyakan bagaimana proses asuransi. Petugas itu mengatakan “Kartu Keretanya dipegang kan? Karena kalau tidak ada itu, harus dilakukan proses pembuatan kartu terlebih dahulu dengan melampirkan KTP, baru proses asuransi bisa dilakukan”
Aku hanya bengong, karena kartu kereta ku ada di tas yang lenyap di dalam kereta ketika momentum tabrakan terjadi. Dompet juga ada dalam tasku, sehingga identitasku juga hilang.
Aku sadar, tak mungkin proses asuransi bisa dilakukan. Aku pun putuskan ikhlaskan saja barang-barangku yang hilang. Nyawaku selamat. Itu yang lebih penting. Dari dulu memang aku kurang percaya yang namanya asuransi. Mereka tricky. Selalu cari cara agar klaim tidak dibayar. Menjijikkan.
Dengan meminjam kepada seseorang di kerumunan itu, aku berhasil menelpon mamaku. Kaget juga bersyukur. Dan mama papa langsung jemput aku dan aku pun pulang.
Seharian aku hanya bengong. Sedih, takut, merasa hampir mati, tapi juga senang dan bersyukur bisa selamat karena aksi heroik warga sekitar yang berhasil menghancurkan kaca dengan helm yang ia bawa.
Bersyukur juga karena di tengah kecelakaan seperti itu masih ada toleransi dan tenggang rasa. Mereka tidak mendahulukan dirinya keluar dari gerbong. Bayi-bayi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan orang-orang terluka yang bisa didahulukan, baru penumpang yang masih normal.
Itu sesuatu banget buatku. Ternyata kebaikan spontan seperti itu masih ada di bangsa ini.
Hanya saja, sangat sangat aku sayangkan, kenapa pintu gerbong kereta tidak terbuka dengan sendirinya. Padahal, info yang aku baca mengatakan kalau mekanisme pintu sudah dibuat agar bisa kebuka dengan sendirinya ketika terjadi kecelakaan.
Dan sebagai tambahan fitur darurat, jika pintu tidak terbuka dengan sendirinya, disediakan palu darurat untuk memecahkan kaca. Ini juga tidak aku dan penumpang di gerbong itu temukan. Dan jika tidak ada warga yang heroik itu, aku, kami semua yang ada di gerbong itu, sudah menemui ajal akibat terperangkap karena fitur darurat tidak berfungsi.
Aku tak mau masuk dalam perdebatan ini kesalahan Pertamina atau PT KAI, karena aku tahu itu hanyalah upaya keduanya untuk membela diri.
Yang aku tahu, sebagai penumpang yang baru saja mengalami kecelakaan, keselamatan kami amat sangat terancam ketika fitur darurat tak ada yang berfungsi.
Rasanya ingin berteriak :
“Hei PT KAI ! Fitur Darurat Tak Berfungsi ! Kami Semua Hampir Mati !

Dan tak seindah cinta yang lalu...

Dan tak seindah cinta yang lalu...
ku akhiri namun tak berakhir....
ku hindari hati tak ingin berpisah....

(Rossa-Kini)


Lagu ini terkadang suka terbawa pada kondisi tertentu...
kondisi ketika kisah cinta yang kita miliki sekarang ternyata tak seindah yg telah lalu..
kondisi ketika kisah cinta kita yang miliki sekarang sedang berbatu dan berliku...
lalu hati dan pikiran mulai berlari ke masa lalu...
mengingat peristiwa manis yang telah berlalu...

teringat kisah seorang teman, saat menghadapi masalah dengan suaminya,,,lalu yang terbayang adalah ketika melewati hari dengan kekasih di masa lalu...
gw rasa banyak org mengalami seperti ini...
terpikir, gimana yah kalo gw sama dy, yg sangat perhatian sama gw dulu, yg sayang banget sama gw,,,,
 apalagi jika kisah masa lalu itu berakhir dengan manis (hahahah,,,,ada gitu?) atau berakhir buruk, namun seiring waktu terjalin hubungan yg baik....kaya bang ipul sama Depe gitu lah,,,hahahah..

Tapi, yg di pikiran gw, emang boleh kah,,,ketika terjadi masalah dalam rumah tangga lalu berandai-andai "bila aku dengan dia..".

 Baiklah katakanlah itu boleh,,,krn hanya berandai2...

tapi kalo menceritakan keretakan rumah tangga pada kekasih masa lalu,,,dan semoga ini ga terjadi sama gw...menceritakan in detail? kayanya ini ga boleh...
yaaah,,,memang ada saat kita ngerasa sendiri menghadapi semua, dan kebetulan (kebanyakan kejadian kaya gini nih),,,ada pesan masuk, bbm, wasap, kakao, line, wechat,,,any texting lah,,,u name it...pas dr kekasih masa lalu,,,trus hati uda keburu emosi,,,dicurahkanlah segala isi hati, kekesalan pada suami....please,,,sebisa mungkin tahan lah,,,,buang saja di diary kamu, di blog kamu,,,tapi jangan di lapak texting dy,,,

Tapi (dari tadi tapi mulu),,,,gw jg ga berani nge-judge apa-apa, kalau memang ada kejadian seperti itu, karena kita ga pernah tau, isi hati org sedang seperti apa,,dan gw belum ngerasain hal seperti itu,,dan mudah2an ga akan pernah yah...

dan jika memang sedang terjadi "tak seindah cinta yang lalu",,,saran gw cuma satu, paksa hati lo untuk menjauh dari apapun yg bikin lo terpikir akan dy....paksa otak lo untuk mengingat hal-hal lain...kalo perlu inget2 betapa jahatnya dy sama lo,,,heheheh,,,sometime it works lho hahahaha....

dont hesitate to argue/disagree with this post....hehehhe



Jony Steak

Tadaaaaaa....

Makan-makan again...

Kali ini gw mw ngereview tempat makan Jony steak,,actually,,,ini c late post yah...secara uda bolak-balik ke sini : Jony steak.

Awalnya tau tempat ini dari laki gw,,,,dy bolak-balik ngajak gw makan di sini, tapi selalu gw tolak hehehe...*sok jual mahal yakkk*

Jony steak yg gw pernah gw datengin yaitu di 2 tempat :

1. Pasar baru (pusatnya) : kalo wiken buka sampe jam 1 pagi,,,secara deket kehidupan malam hahahah....
2. Gajah mada : Jl. Gajah Mada Raya No.91 Kota - Jakarta Pusat. Di sini yang session 1, tutup jam 15.00. buka lagi jam 17.00-23.00

Tempat :
Secara tempat c biasa aja yahhhh...apalg di pasar baru, kalo dtg jam2 makan alamat bakal waiting list.

Makanan :
Untuk makanan sendiri, dy nyediain beragam steak.
1. Tenderloin steak (lokal) : ehmmm,,,harga paketnya c standar lah yah,,,sama kaya abuba steak, 50ribu uda sama minum. tapi rasanya kurang.
2. tenderloin steak (import) : ini sekitar 60rb untuk paket,,,rasanya lebih mending drpd yang lokal
3. Steak Wagyu ; nahhhhhh kalo buat lidah gw c,,,,ini reccomended bgt...empukkk dan enakkk bgt...
4. Rib eye steak : ini juga enakkkkk....(menurut gw makanan itu cuma ada : enak dan enakkkk banget hahahhah) .
5. Potato wedges : kentangnya kentang lokal, ga garing kaya di fastfood pastinya,,,,tapi disajikan dengan saus steak
6. Mashed potato : standar lah rasanya
7. Chicken schinetzel : nahhhhh,,,,kalo mau makan murah tapi kenyang beli ini aja,,,semacam daging ayam yg dibalut dengan tepung panir,,,looks like giant nugget yahhh...tapi disajikan seperti steak : plus kentang, sayuran dan saus steak. Harganya hanya 27ribu sajaaaaaa lho yaaaaaah (exclude tax).

Well, semua steak disajikan, as usual, dengan potato wedges dan sayuran plus saus steak (mushroom or blackpepper).
Tapi yang pasti, porsi di jony steak itu kalo buat gw yang berperut kecil,,,itu tuh ngenyangin bangettttt.

Untuk minuman, ga usah kuatir, kalo beli bukan bentuk paket, harga minumannya termasuk murah dari 6ribu sampe 20ribu lah. Exclude tax yah.

Well karena keburu laper,,,cuma sempet foto dikit....ini yang di cabang gajah mada

late dinner...dateng pas uda mau tutup...
 wagyu steak....
 mashed potato...




Segitu aja dulu yakkkk,,,next post road cafe bandung,,steak kaki lima,,,(another late post)





Wednesday, December 4, 2013

Rapuh


Tuhan....
Tolong hapus perasaan ini...
Karena ini terus menghantuiku
Tentangnya yang terus hadir dalam kepalaku, dalam hatiku...
Tak ada hari tanpa ku lewatkan memikirkannya
Rasa pahit terasa setiap kali ia dengan yg lain

Tuhan....
Tolong hapus perasaan ini...
Aku sudah tidak bisa lagi memilikinya

Tuhan...
Jangan biarkan aku berandai-andai lagi
Yang aku miliki saat ini sudah melebihi segalanya
Jangan biarkan aku menjadi manusia tanpa rasa syukur

Tuhan....
Buatlah ia melukai hatiku
Buatlah ia membangkitkan amarahku
Sehingga aku tak lagi ingin memilikinya walau hanya dalam pikiran...

Tuhan...
Bantu aku melupakannya, membencinya
Sehingga aku tak ingin lagi mengenalnya